Selasa, 23 Oktober 2012

PERBEDAAN BUNGA NOMINAL DAN BUNGA EFEKTIF


PERBEDAAN BUNGA NOMINAL DAN BUNGA EFEKTIF


   suku bunga nominal suku bunga yang tercantum pada surat berharga, dihitung berdasarkan harga pembelian dan jatuh tempo kewajiban (nominal interest rate)Suku Bunga Nominal Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikanpinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya,bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%
Tingkat Bunga Efektif / SISTEM BUNGA EFEKTIF
            Sistem bunga efektif adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi.
             Dalam sistem bunga efektif ini, porsi bunga di masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam angsuran perbulannya, sehingga pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak melakukan pelunasan awal maka jumlah pokok hutang akan masih sangat besar meski kita merasa telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar.
            Jika dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem bunga flat adalah jika kita hendak melakukan pelunasan awal, maka porsi pokok hutang yang berkurang cukup sebanding dengan jumlah uang yang telah kita angsur. Namun kelemahannya, bunga itu cukup besar karena dihitung dari pokok hutang awal.

Sistem bunga efektif akan lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak buru-buru dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat.

Berdasarkan hitung-hitungan kasar saya, nominal yang dihasilkan perhitungan suku bunga flat kira-kira hampir dua kali suku bunga efektif; misalnya kredit dengan bunga 5% flat itu kira-kira sama dengan kredit 10% bunga efektif.

Dengan mengambil contoh kredit mobil di atas, maka sebenarnya besarnya angsuran sebesar IDR 3.833.334 itu jika menggunakan metode perhitungan bunga efektif, maka bunga yang dikenakan pada debitur itu sekitar 10%. Sedangkan jika kita menggunakan sistem efekti dengan tingkat suku bunga 5%, maka besarnya angsuran hanya IDR 3.596.508.
Tingkat bunga efektif adalah laju tahunan yang dihitung menggunakan tingkat periode yang diturunkan dari laju nominal. Misalkan

r = tingkat bunga nominal per tahun (selalu per tahun)
M = jumlah periode pembungaan dalam setahun
ief = tingkat bunga efektif per tahun (selalu per tahun)

Kemudian tingkat bunga per periode bunga (i) adalah
i = r / M (2.12)
tingkat bunga efektif adalah
(1+ief) = (1+r/M)M (2.13)
atau
i = (1+r/M)M – 1 (2.14)
Contoh bisa dilihat sebagai berikut

Selama bertahun-tahun, kartu kredit biasanya mengenakan bunga 18%
untuk pinjaman yang belum dibayarkan.
ief = (1+0.18/12)12 – 1
ief = 0.1926 atau 19.26%
2.2.2.   Nilai yang akan datang (Future Value).
Uang satu dolar dipegang sekarang  lebih berharga daripada satu dolar yang akan diterima di masa yang akan datang, karena kalau memilikinya sekarang, uang itu dapat diinvestasikan, memperoleh bunga (interest) dan akhirnya mendapatkan lebih dari satu dolar dimasa yang akan datang.  Proses yang mengarah dari nilai sekarang (Present Value, atau PV) menuju nilai masa depan (Future Value, atau FV) disebut dengan pemajemukan (compounding).
a.    Bunga Tetap.
Perhitungan bunga ini sangat sederhana, yang diperhitungkan dengan besarnya pokok yang sama dan tingkat bunganya juga sama pada setiap waktu. Walaupun pokok pinjaman pada kenyataannya sudah berkurang sebesar angsuran pokok namun dalam perhitungan ini tetap di gunakan standar perhitungan yang sama.
Contoh :
Perusahaan akan meminjam uang ke bank untuk membiayai proyek investasi sebesar Rp.10.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun dalam waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali. Maka bunga yang harus dibayar.  Maka bunga yang harus di bayar seperti tersebut dalam tabel 2.2.2.
Tabel 2.2.2. Pembayaran Bunga
tahun
Pokok-Pokok
Pinjaman
(Rp)
Besarnya Angsuran
Per Tahun
(Rp)
Besarnya Bunga per Tahun
(Rp)
Jumlah bunga keseluruhan
(Rp)
1

2


3

4

10.000.000,00

7.500.000,00

5.000.000,00

2.500.000,00
4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000
500.000,00

500.000,00

500.000,00

500.000,00
1.500.000,00

3.000.000,00

4.500.000,00

6.000.000,00

Jadi besarnya bunga pada setiap tahun, mula tahun kedua tidak mendasarkan pada sisa pinjamannya.   Apabila di formulasikan:

                                       I = P.n.i
Dimana:
                       I        =          Besarnya keseluruhan bunga
                       P       =          Besarnya pinjaman
                      n        =          Jumlah tahun/bulan
                      i       =            Tingkat bunga

Sedangkan jumlah yang harus dibayarkan :

                    FV = P + I
                          = P + P.n.i
                          = P (1 + n.i)

Dengan contoh tersebut bila tanpa menggunakan tabel, maka bunga yang harus dibayarkan selama 4 tahun.

                          I = P . n . i
                            = Rp. 10.000.000,00 . 4 . 15%
                          I = Rp   6.000.000,00

Oleh karena itu pemohon harus mengembalikan utangnya:













                    http://n0vri.wordpress.com/2007/11/23/sistem-bunga-bank/
                    http://www.google.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar