PERBEDAAN
BUNGA NOMINAL DAN BUNGA EFEKTIF
suku bunga nominal suku
bunga yang tercantum pada surat berharga, dihitung berdasarkan harga pembelian
dan jatuh tempo kewajiban (nominal interest rate)Suku Bunga Nominal Suku bunga
nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya
perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku
bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikanpinjaman
tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).Suku bunga nominal cenderung
naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya,bank memberlakukan suku bunga
10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank
mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%
Tingkat Bunga Efektif / SISTEM BUNGA
EFEKTIF
Sistem bunga efektif adalah
kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok
hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan
berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif
ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit
investasi.
Dalam sistem bunga efektif ini, porsi bunga di
masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam angsuran perbulannya, sehingga
pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak melakukan
pelunasan awal maka jumlah pokok hutang akan masih sangat besar meski kita
merasa telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar.
Jika
dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan sistem bunga flat adalah jika kita hendak melakukan
pelunasan awal, maka porsi pokok hutang yang berkurang cukup sebanding dengan
jumlah uang yang telah kita angsur. Namun kelemahannya, bunga itu cukup besar
karena dihitung dari pokok hutang awal.
Sistem
bunga efektif akan lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak
buru-buru dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal
bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat.
Berdasarkan
hitung-hitungan kasar saya, nominal yang dihasilkan perhitungan suku bunga flat
kira-kira hampir dua kali suku bunga efektif; misalnya kredit dengan bunga 5%
flat itu kira-kira sama dengan kredit 10% bunga efektif.
Dengan
mengambil contoh kredit mobil di atas, maka sebenarnya besarnya angsuran
sebesar IDR 3.833.334 itu jika menggunakan metode perhitungan bunga efektif,
maka bunga yang dikenakan pada debitur itu sekitar 10%. Sedangkan jika kita
menggunakan sistem efekti dengan tingkat suku bunga 5%, maka besarnya angsuran
hanya IDR 3.596.508.
Tingkat
bunga efektif adalah laju tahunan yang dihitung menggunakan tingkat periode
yang diturunkan dari laju nominal. Misalkan
r
= tingkat bunga nominal per tahun (selalu per tahun)
M
= jumlah periode pembungaan dalam setahun
ief
= tingkat bunga efektif per tahun (selalu per tahun)
Kemudian
tingkat bunga per periode bunga (i) adalah
i
= r / M (2.12)
tingkat
bunga efektif adalah
(1+ief)
= (1+r/M)M (2.13)
atau
i
= (1+r/M)M – 1 (2.14)
Contoh
bisa dilihat sebagai berikut
Selama
bertahun-tahun, kartu kredit biasanya mengenakan bunga 18%
untuk
pinjaman yang belum dibayarkan.
ief
= (1+0.18/12)12 – 1
ief
= 0.1926 atau 19.26%
2.2.2. Nilai
yang akan datang (Future Value).
Uang satu dolar dipegang
sekarang lebih berharga daripada satu dolar yang akan diterima di masa
yang akan datang, karena kalau memilikinya sekarang, uang itu dapat
diinvestasikan, memperoleh bunga (interest) dan akhirnya mendapatkan lebih dari
satu dolar dimasa yang akan datang. Proses yang mengarah dari nilai
sekarang (Present Value, atau PV) menuju nilai masa depan (Future Value, atau
FV) disebut dengan pemajemukan (compounding).
a. Bunga Tetap.
Perhitungan bunga ini sangat sederhana, yang
diperhitungkan dengan besarnya pokok yang sama dan tingkat bunganya juga sama
pada setiap waktu. Walaupun pokok pinjaman pada kenyataannya sudah berkurang
sebesar angsuran pokok namun dalam perhitungan ini tetap di gunakan standar
perhitungan yang sama.
Contoh :
Perusahaan akan meminjam uang ke bank untuk
membiayai proyek investasi sebesar Rp.10.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun
dalam waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali. Maka bunga yang harus dibayar.
Maka bunga yang harus di bayar seperti tersebut dalam tabel 2.2.2.
Tabel 2.2.2. Pembayaran Bunga
tahun
|
Pokok-Pokok
Pinjaman
(Rp)
|
Besarnya Angsuran
Per Tahun
(Rp)
|
Besarnya Bunga per
Tahun
(Rp)
|
Jumlah bunga
keseluruhan
(Rp)
|
1
2
3
4
|
10.000.000,00
7.500.000,00
5.000.000,00
2.500.000,00
|
4.000.000
4.000.000
4.000.000
4.000.000
|
500.000,00
500.000,00
500.000,00
500.000,00
|
1.500.000,00
3.000.000,00
4.500.000,00
6.000.000,00
|
Jadi besarnya bunga pada
setiap tahun, mula tahun kedua tidak mendasarkan pada sisa pinjamannya. Apabila di formulasikan:
I =
P.n.i
Dimana:
I = Besarnya keseluruhan bunga
P = Besarnya pinjaman
n = Jumlah tahun/bulan
i = Tingkat bunga
Sedangkan jumlah yang
harus dibayarkan :
FV = P + I
= P + P.n.i
= P (1 + n.i)
Dengan contoh tersebut
bila tanpa menggunakan tabel, maka bunga yang harus dibayarkan selama 4 tahun.
I = P . n . i
= Rp. 10.000.000,00
. 4 . 15%
I = Rp 6.000.000,00
Oleh karena itu pemohon
harus mengembalikan utangnya: